Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah memeriksa 20 kamera pengintai atau CCTV di 27 titik. CCTV yang diperiksa termasuk di sekitar rumah pribadi Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo kawasan Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, pada hari tewasnya Brigadir J, Jumat (8/7/2022). Adapun 20 video rekaman CCTV tersebut ditunjukkan Puslabfor Polri dalam pemeriksaan di Kantor Komnas HAM RI, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
Seperti diketahui, menurut penjelasan awal polisi, Brigadir J diduga tewas usai baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif, Irjen Pol Ferdy Sambo. Baku tembak itu dipicu oleh Brigadir J yang melakukan pelecehan dan pengancaman berupa penodongan senjata ke kepala istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawati. Berikut poin penting penjelasan Komnas HAM soal hasil pemeriksaan CCTV tersebut seperti dirangkum, Kamis (28/7/2022):
Komisioner bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam memulai aktivitas Brigadir J dari sebelum peristiwa di Magelang, Duren Tiga Jakarta Selatan, hingga setelah peristiwa di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur. "Apa yang paling penting dalam video in. Di area Duren Tiga, video memperlihatkan ada Irjen Sambo. Ada rombongan dari Magelang. Jadi Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang," kata Anam. "Dan dari situ terlihat ada Bu Putri, ada Almarhum Yosua masih hidup. Sampai di Duren Tiga dia masih hidup, terus ada rombongan yang lain dan semuanya dalam kondisi hidup dan sehat, tidak kurang dari satu apapun," lanjut dia.
Dalam rangkaian peristiwa yang terekam CCTV tersebut, kata dia, salah satu catatan penting adalah di RS Kramat Jati. "Constraint waktu yang penting di video ini salah satunya adalah soal Kramat Jati. Jadi kalau ditanya waktu dengan Kramat Jati sesuai atau tidak, kalau lihat dengan sekilas ya sesuai, nanti kita akan cek lagi," kata dia. Dari hasil pemeriksaan itu, terkonfirmasi bahwa istri Sambo yakni Putri Chandrawathi, lalu Brigadir J dan Bharada E melakukan swab PCR bersama sama di sebuah rumah di Duren Tiga pada hari itu sepulang dari Magelang, Jawa Tengah.
"Rombongan dari Magelang sampai, terus habis itu yang kelihatan memang masuk lah rombongan rombongan itu, terus baru lah ke ruang PCR," ungkap Komisioner bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan, Rabu (27/7/2022). "Siapa yang kelihatan di video di PCR? Semua yang rombongan itu di PCR, salah satunya adalah almarhum Josua," imbuhnya. Anam memastikan tempat Sambo dan rombongan melakukan tes PCR bukan di rumah dinas tempat penembakan.
Diduga itu adalah rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo yang letaknya sekitar 500 meter dari rumah dinas tempat kejadian perkara (TKP) lokasi tewasnya Brigadir J. "Bukan, bukan TKP," ujarnya. "Ini yang terlihat di salah satu video, (PCR) untuk Ibu (Putri), untuk J, untuk Bharada E, itu kelihatan dan beberapa penumpang lain," lanjut Anam.
Pemeriksaan CCTV juga mengonfirmasi bahwa Brigadir J masih hidup saat sampai di kediaman Ferdy Sambo. "Sampai di Duren Tiga dia (Brigadir J) masih hidup. Rombongan yang lain dan semuanya sehat, tidak kurang dari satu apa pun," kata Anam. Rombongan datang dari Magelang datang secara terpisah.
"Ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu ada rombongan baru pulang dari Magelang. Di situ terlihat Bu Putri, ada almarhum Brigadir J," kata dia. Komnas HAM belum memeriksa CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tewasnya Brigadir J. Choirul Anam mengatakan rekaman CCTV di lokasi tewasnya Brigadir J hingga kini masih diteliti pihak Polri.
"Itu (rekaman video CCTV di TKP) salah satu yang sekarang, yang tadi di foto yang kami sampaikan itu, yang sekarang ada di Labfor untuk diteliti. Makanya minggu depan kami akan ketemu lagi dengan tim siber dan Labfor untuk memastikan itu," kata Choirul Anam. "Kalau rusak misalnya kenapa rusak, bisa ditarik ataukah tidak, bisa merekam ataukah tidak, dan lain sebagainya, minggu depan itu bagian yang akan kami dalami dengan Puslabfor dan Siber. Karena masih ada satu proses baik di Labfor maupun di Siber yang sekarang belum selesai," sambung dia. Untuk itu, kata dia, Komnas HAM dan pihak Kepolisian menyepakati akan melanjutkan permintaan keterangan terkait digital forensik dari pihak Kepolisan pekan depan.
Terkait hal tersebut ia mengatakan saat ini Komnas HAM masih butuh sekira 20 persen lagi data terkait digital forensik yang dibutuhkan untuk membuat terangnya peristiwa ini. Menurut penjelasan awal polisi, insiden baku tembak terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sekira pukul 17.00 WIB. Peristiwa berawal saat Brigadir J masuk ke kamar pribadi istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Diduga Brigadir J melakukan pelecehan dan menodong istri Irjen Ferdy Sambo dengan menggunakan senjata. "Setelah melakukan pelecehan, dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala ibu Kadiv," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, Selasa (12/7/2022). Saat itu, kata Budhi, Istri Irjen Ferdy terbangun dan hendak berteriak meminta pertolongan.
Saat itu, istri Ferdy Sambo berteriak. Brigadir J pun panik karena mendengar suara langkah orang berjalan yang diketahui merupakan Bharada E. Baru separuh menuruni tangga, Bharada E melihat sosok Brigadir J keluar dari kamar.
Bharada E kemudian bertanya kepada Brigadir J terkait teriakan tersebut. Bukannya menjawab, Brigadir J malah melepaskan tembakan ke arah Bharada E. "Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau dilakukan saudara J tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok," kata Budhi.
Berbekal senjata, Bharada E membalas serangan Brigadir J. Hingga akhirnya, lima tembakan yang dilepaskan bersarang di tubuh Yosua. "Saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi penembakan," katanya.
Singkat cerita, Brigadir J pun tewas diterjang peluru yang dilesatkan Bharada E.